Kamis, 16 Februari 2017

Makalah Kerajaan Kutai dan Tarumanegara



KATA PENGANTAR

       Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

      
       Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    
      Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
















Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ ......... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ........ ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... ........ 1
2.1  Latar Belakang................................................................................. ........ 1
2.2  Rumusan Masalah............................................................................ ........ 1
2.3  Tujuan Pembahasan.......................................................................... ........ 1
BAB II KAJIAN TEORI............................................................................ ..       2
1.      Kerajaan Kutai............................................................................ ........ 2
1.1  Letak Geografis.............................................................................. ........ 2
1.2  Sil Silah Raja-Raja Yang Memerintah..................................................... 2
1.3  Kehidupan Politik........................................................................... ........ 3
1.4  Kehidupan Ekonomi....................................................................... ........ 3
1.5  Kehidupan Agama.......................................................................... ........ 4
1.6  Kehidupan Sosial Budaya .............................................................. ........ 4
2.      Kerajaan Tarumanegara............................................................ ........ 5
2.1  Letak Geografis.............................................................................. ........ 5
2.2  Sil Silah Kerajaan Yang Pernah Memimpin.................................... ........ 5
2.3  Kehidupan Politik........................................................................... ........ 7
2.4  Kehidupan Ekonomi....................................................................... ........ 7
2.5  Kehidupan Agama.......................................................................... ........ 8
2.6  Kehidupan Sosial Budaya .............................................................. ........ 8
BAB III PENUTUP..................................................................................... ........ 9
1.      Kesimpulan..................................................................................         9
2.      Saran............................................................................................ ........ 9
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ ........ 10




BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG

Setelah kedatangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha, terjadi perkembangan dan
perubahan besar dalam kehidupan masyarakat Indonesia, terutama dalam bidang politik.
Sistem pemerintahan masyarakat Indonesia mengalami perubahan dari system kesukuan menjadi kerajaan. Pada system kerajaan, kepala pemerintahan tidak dipegang oleh kepala suku bergelar datu/datuk atau ratu/raka,tetapi dipegang oleh seorang raja menggunakan gelar prabu, raja, atau maharaja. Dalam system ini, raja dianggap keturunan dewa yang harus disembah oleh bawahan dan rakyatnya. Oleh karena itu raja memilki hak untuk menyelenggarakan pemerintahan secara mutlak dan turun – temurun. System pemerintahan kerajaan digunakan di wilayah Kalimantan, Jawa dan Sumatra. Selanjutnya, di daerah tersebut bermunculan kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha.         

1.2      RUMUSAN MASALAH
1.      Letak Geografis Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara ?
2.      Bagaimana Sil Silah Raja-Raja Yang Pernah Memerintah Di kerajaan Tersebut ?
3.      Bagaiman Kehidupan Politik Di Kerajaaan Kutai Dan Tarumanegara ?
4.      Bagaimana Kehidupan Ekonomi Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara?
5.      Bagaimana Kehidupan Agama Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara?
6.      Bagaimana Kehidupan Sosial Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara?

 1.3      TUJUAN
1.   Mengetahui Letak Geografis.
2.   Memahami Sil Silah Raja-Raja Yang Pernah Memerintah Kerajaan.
3.   Memahami Kehidupan Politik Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara.
4.   Memahami Kehidupan Ekonomi Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara.
5.   Memahami Kehidupan Sosial Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara.
6.   Memahami Kehidupan Agama Di Kerajaan Kutai Dan Tarumanegara.



BAB II
KAJIAN TEORI

1.      KERAJAAN KUTAI

1.1  Letak Geografis Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong. Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

https://html1-f.scribdassets.com/47n2qbm9mo457o67/images/1-f8d69965b0.jpg


1.2  Sil Silah Raja-Raja Yang Memerintah

Raja-raja yang pernah berkuasa pada kerajaan Kutai adalah sebagai berikut:

Kudungga. Raja ini adalah Founding Father kerajaan Kutai, ada yang unik pada nama raja pertama ini, karena nama Kudungga merupakan nama Lokal atau nama yang belum dipengaruhi oleh budaya Hindu. Hal ini kemudian melahirkan persepsi para ahli bahwa pada masa kekuasaan Raja Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk ke Nusantara, kedudukan Kudungga pada awalnya adalah seorang kepala suku. Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia megubah struktur pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya mejadi raja, sehingga pergantian raja dilakukan secara turun temurun.


Aswawarman. Prasasti Yupa menyatakan bahwa Raja aswawarman merupakan raja yang cakap dan kuat. Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas lagi. Hal ini dibuktikan dengan pelaksanaan upacara Asmawedha. Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India pada masa pemerintahan raja Samudragupta, ketika ingin memperluas wilayahnya. Dalam upacara itu dilaksanakan  pelepasan kuda dengan tujuan untuk menentukan batas kekuasaan kerajaan Kutai. Dengan kata lain, sampai dimana ditemukan tapak kaki kuda, maka sampai disitulan batas kerajaan Kutai. Pelepasan kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit kerajaan Kutai.

Mulawarman. Raja ini adalah Putra dari raja Aswawarman, ia membawa Kerajaan Kutai ke puncak kejayaan. Pada masa kekuasaannya Kutai mengalami masa gemilang. Rakyat hidup tentram dan sejahtera. Dengan keadaan seperti itulah akhirnya Raja Mulawarman mengadakan upacara korban emas yang amat banyak.

1.3  Kehidupan Politik

Dalam kehidupan politik seperti yang dijelaskan dalam yupa bahwa raja terbesar Kutai adalah Mulawarman, putra Aswawarman dan Aswawarman adalah putra Kudungga. Dalam yupa juga dijelaskan bahwa Aswawarman disebut sebagai Dewa Ansuman/Dewa Matahari dan dipandang sebagai Wangsakerta atau pendiri keluarga raja. Hal ini berarti Asmawarman sudah menganut agama Hindu dan dipandang sebagai pendiri keluarga atau dinasti dalam agama Hindu. Untuk itu para ahli berpendapat Kudungga masih nama Indonesia asli dan masih sebagai kepala suku, yang menurunkan raja-raja Kutai. Dalam kehidupan sosial terjalin hubungan yang harmonis/erat antara Raja Mulawarman dengan kaum Brahmana, seperti yang dijelaskan dalam yupa, bahwaraja Mulawarman memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana di dalam tanah yang suci bernama Waprakeswara. Istilah Waprakeswara–tempat suci untuk memuja Dewa Siwa di pulau Jawa disebut Baprakewara.Sejak muncul dan berkembangnya Pengaruh Hindu di Kaltim, terjadi perubahan dalam tata pemerintahan, yatu dari sistem pemerintahan kepala suku menjadi sistem pemerintahan Raja atau feodal.

1.4  Kehidupan Ekonomi

            Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
           Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.





1.5   Kehidupan  Agama

Agama Hindu di Kerajaan Kutai mulai berkembang pada masa pemerintahan Raja Aswawarman. Agama Hindu yang berkembang adalah Hindu Syiwa sebagai dewa tertinggiTetapi di luar golongan brahmana dan ksatria, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, masih terdapat kebebasan bagi masyarakatnya untuk menjalankan kepercayaan aslinya.Dewa Syiwa diyakini sebagai symbol Brahma yang memiliki kekuatan untuk meleburkan alam semesta. Perkembangan agama Hindu Syiwa dibuktikan dengan adanya tempat suci yang bernama Waprakeswara yang digunakan untuk memuja Dewa Syiwa. Di Kerajaan Kutai, agama Hindu Syiwa menjadi agama resmi, walaupun hanya berkembang di lingkungan istana. Sedangkan, rakyat Kutai masih pada kepercayaan kaharingan.
Kaharingan adalah kepercayaan suku Dayak di Kalimantan, yang menyembah Ranying Hatalla Langit sebagai pencipta alam semesta. Kepercayaan ini memiliki beberapa persamaan  dengan agama Hindu satunya penggunaan sesajen. Oleh karena itu, pada tanggal 20 April 1980, kaharingan dimasukkan dalam kategori agama Hindu.

1.6  Kehidupan Sosial Budaya

Berdasarkan isi prasasti-prasasti Kutai, dapat diketahui bahwa pada abad ke -4 M di daerah Kutai terdapat suatu masyarakat Indonesiayang telah banyak menerima pengaruh hindu. Masyarakat tersebut telah dapat mendirikan suatu kerajaan yang teratur rapi menurut pola pemerintahan di India. Masyarakat Indonesia menerima unsur-unsur dari luar dan mengembangkannya sesuai dengan tradisi bangsa Indonesia
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :

·         Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
·         Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
·         Masyarakat Kutai juga adalah masyarakat yang respon terhadap perubahan dankemajuan budaya. Hal ini dibuktikan dengan kesediaan masyarakat Kutai yangmenerima dan mengadaptasi budaya luar (India) ke dalam kehidupan masyarakat.
·         Selain dari itu masyarakat Kutai dikenal sebagai masyarakat yang menjunjung tinggispirit keagamaan dalam kehidupan kebudayaanya. Penyebutan Brahmana sebagai pemimpin spiritual dan ritual keagamaan dalam yupa-prasasti yang mereka tulis menguatkan kesimpulan itu.









2.      KERAJAAN TARUMANEGARA

2.1  Letak Geografis

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga.
Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum Brahmana.

kerajaan tarumanegara

2.2  Sil Silah Raja-Raja Yang Memerintah

Silsilah Raja-Raja Tarumanegara
Berikut adalah raja-raja Tarumanagara:
a.      Jayasingawarman (358 - 382)
Jayasingawarman pendiri Tarumanagara adalah menantu Raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang Maharesi dari SALANKAYANA di India yang mengungsi ke Nusantara karena daerahnya diserang dan ditaklukkan Maharaja Samudragupta dari Kerajaan Magada. Setelah Jayasingawarman mendirikan Tarumanagara, pusat pemerintahan beralih dari Rajatapura ke Tarumanegara. Salakanagara kemudian berubah menjadi Kerajaan Daerah. Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali Gomati (Bekasi).

b.      Dharmayawarman (382 - 395 M)
Dipusarakan di tepi kali Candrabaga.
c.       Purnawarman (395 - 434 M)
Ia membangun ibukota kerajaan baru dalam tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai dan dinamainya "Sundapura". Nama Sunda mulai digunakan oleh Maharaja Purnawarman dalam tahun 397 M untuk menyebut ibukota kerajaan yang didirikannya. Pustaka Nusantara,parwa II sarga 3 (halaman 159 - 162) menyebutkan bahwa di bawah kekuasaan Purnawarman terdapat 48 raja daerah yang membentang dari Salakanagara atau Rajatapura (di daerah Teluk Lada Pandeglang) sampai ke Purwalingga (sekarang Purbalingga) di Jawa Tengah. Secara tradisional Ci Pamali (Kali Brebes) memang dianggap batas kekuasaan raja-raja penguasa Jawa Barat pada masa silam.
d.      Wisnuwarman (434-455)
e.      Indrawarman (455-515)
f.        Candrawarman (515-535 M)
g.      Suryawarman (535 - 561 M)
Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M, misalnya. Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Sedangkan putera Manikmaya, tinggal bersama kakeknya di ibukota Tarumangara dan kemudian menjadi Panglima Angkatan Perang Tarumanagara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berkembang ketika cicit Manikmaya mendirikan Kerajaan Galuh dalam tahun 612 M.
h.      Kertawarman (561-628)
i.        Sudhawarman (628-639)
j.        Hariwangsawarman (639-640)
k.       Nagajayawarman (640-666
l.        Linggawarman (666-669)
Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Dalam tahun 669, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya.


m.    Tarusbawa (669 – 723 M)
Tarusbawa yang berasal dari Kerajaan Sunda Sambawa menggantikan mertuanya menjadi penguasa Tarumanagara yang ke-13. Karena pamor Tarumanagara pada zamannya sudah sangat menurun, ia ingin mengembalikan keharuman zaman Purnawarman yang berkedudukan di purasaba (ibukota) Sundapura. Dalam tahun 670 ia mengganti nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda. Peristiwa ini dijadikan alasan oleh Wretikandayun, cicit Manikmaya, untuk memisahkan Kerajaan Galuh dari kekuasaan Tarusbawa. Karena Putera Mahkota Galuh (SENA or SANNA) berjodoh dengan Sanaha puteri Maharani Sima dari Kerajaan Kalingga, Jepara, Jawa Tengah, maka dengan dukungan Kalingga, Wretikandayun menuntut kepada Tarusbawa supaya bekas kawasan Tarumanagara dipecah dua. Dalam posisi lemah dan ingin menghindarkan perang saudara, Tarusbawa menerima tuntutan Galuh. Dalam tahun 670 M Kawasan Tarumanagara dipecah menjadi dua kerajaan, yaitu: Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Citarum sebagai batas.
2.3 Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawaman telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali ini merupakan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan sawah–sawah pertanian rakyat.
2.1  Kehidupan Ekonomi
Prasasti Tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk
membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, karena dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir serta sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar, juga perdagangan daerah disekitarnya. Akibatnya, kehidupan perekonimian masyarakat kerajaan Tarumanegara sudah teratur. Mata pencaharian rakyat Tarumanegara di perkirakan :
1.      Perburuan disimpulkan dari adanya perdagangan cula badak dan gading gajah          dengan cina.
2.      Pertambangan disimpulkan dari banyaknya perdagangan emas dan perak.
3.      Perikanan disimpulkan dari adanya perdagangan penyu, disamping menangkap         penyu juga menangkap ikan.
4.      Pertanian disimpulkan dari penggalian kali untuk mengairi sawah–sawah.
5.      Perdagangan di simpulkan dari adanya hubungan dagang dengan cina.
6.      Pelayaran disimpulkan dari pengiriman utusan ke cina.
7.      Peternakan di simpulkan dari hadiah 1.000 ekor sapi dari Purnawarman

2.2  Kehidupan Agama
Kerajan Kutai mempercayai agama Hindu yaitu Hindu Syiwa. Tetapi di luar golongan brahmana dan ksatria, sebagian besar masyarakat Kutai masih menjalankan adat istiadat dan kepercayaan asli mereka. Jadi, walaupun Hindu telah menjadi agama resmi kerajaan, masih terdapat kebebasan bagi masyarakatnya untuk menjalankan kepercayaan aslinya.

        2.3 Kehidupan Sosial Budaya
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.















BAB III
                                                      PENUTUP

1.      Kesimpulan
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu Mahakam. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan  prasasti, yaitu didaerah Kutai.Kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Dari apa yang telah kami uraikan dalam makalah di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kerajaan Tarumanegara tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu–Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain sebagainya.
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari peninggalan–peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan India. Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri.

2.      Saran
Kita sebagai masyarakat Indonesia harus mencintai budaya budaya yang ada saat in. Peninggalan-peninggalan yang begitu besar di Indonesia membuktikan bahwa Indonesia adalah negeri yang kaya akan budaya. Dengan cara merawat,melestarikan dan tidak merusak budaya yang ada itu juga merupakan bukti cinta kita terhadapan peninggalan budaya diIndonesia. Melestarikan dan mengembangkan Budaya Indonesia adalah hal yang sangat penting bagi kita anak Indonesia, supaya Budaya Indonesia tidak hilang dari Indonesia ini.
Hendaknya para generasi mudah mau untuk mengetahui mengenai sejarahnya kerajaan-kerajaan zaman dulu, karena dalam setiap kisahnya memiliki hal-hal positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan sekarang ini. Dengan mengetahui sejarah tersebut juga bisa menambah wawasan kita sebagai generasi muda.




DAFTAR  PUSTAKA

http://pendidikan4sejarah.blogspot.com/2011/12/kerajaan-kutai.html
http://www.kumpulansejarah.com/2012/11/sejarah-kerajaan-kutai.html
http://rudirosidin.blogspot.co.id/p/kerajaan-tarumanegara.html



























Tidak ada komentar: